KAPAN INDONESIA MEMASUKI MASA SEJARAH?

Oleh: Sunarno*

Masa sejarah adalah suatu periode kehidupan manusia sejak manusia mengenal tulisan. Masa sejarah juga sering disebut sebagai masa aksara. Kapan pertama kali ditemukan tulisan di suatu bangsa menjadi tonggak bangsa tersebut memasuki masa sejarah. Tentu antara bangsa satu dengan lainnya akan berbeda tergantung kapan pertama kali ditemukan tulisan di bangsa tersebut.

Bangsa yang pertama kali memasuki masa sejarah adalah Bangsa Sumeria. Georg Scheder, menyampaikan bahwa sejarah huruf pertama kali muncul sekitar 3000 tahun yang lalu. Bangsa Sumeria yang berada di daerah antara sungai Efrat dan Tigris (sekarang Irak), adalah bangsa yang pertama kali menciptakan dan menggunakan huruf-huruf paku yang merupakan cikal bakal dari lahirnya huruf  yang dikembangkan di dunia.

Dalam waktu yang hampir bersamaan, Bangsa Mesir kuno juga mengembangkan tulisan hieroglif. Hieroglif pada awalnya adalah gambar untuk mewakili objek alamiah. Dalam perkembangannya hieroglif kemudian lebih mewakili bunyi ketimbang visualisasi objek.

Lalu bagaimana dengan Bangsa Indonesia? Jauh ketinggalan dari Sumeria dan Mesir, Bangsa Indonesia baru mengenal tulisan sekitar abad ke-5 Masehi. Hal ini diketahui dari prasati Yupa (tugu batu bertulis yang berfungsi sebagai tugu peringatan) yang terdapat di hulu sungai Mahakam, Muara Kaman, Kalimantan Timur.

Prasasti yang ditulis dengan huruf pallawa dan bahasa sanskerta ini dikeluarkan pada masa pemerintahan Raja Mulawarman dari Kerajaan Kutai, kerajaan Hindu pertama di Indonesia. Ada tujuh buah Yupa yang ditemukan. Berikut adalah isi dari ketujuh Yupa yang sampai hari ini masih bisa baca dan saksikan.


Prasasti Yupa Nomor Inventaris D.175

1. Prasasti Yupa D. 2a (Muarakaman I)
Prasasti ini dituliskan pada batu berbentuk tiang (yupa); ditulis pada sisi depan dengan bahasa Sanskerta dan aksara Palawa dalam 12 baris tulisan.

Prasasti ini diawali dengan silsilah Raja Mulawarman yang menyebutkan Sri Maharaja Kundungga yang berputra Aswawarman, yang mempunyai tiga orang anak. Yang terkemuka di antara ketiga anaknya itu ialah Mulawarman, raja yang berperadaban baik, kuat dan berkuasa. Disebutkan Mulawarman telah mengadakan upacara selamatan yang dinamakan bahusuwamnakam ("emas amat banyak"), dan sebagai tanda peringatan selamatan tersebut tugu batu (yupa) ini didirikan oleh para brahmana.

2. Prasasti Yupa D. 2b (Muarakaman II)
Prasasti ini dituliskan pada batu berbentuk tugu (yupa). Prasastinya dipahatkan pada sisi depan dalam 8 baris dengan aksara Palawa dan bahasa Sanskerta.

Prasasti ini menyebutkan Sri Mulawarman sebagai raja mulia dan terkemuka, yang telah memberikan sedekah 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana, yang seperti api di tanah yang suci waprakeswara, Sebagai tanda kebajikan Sang Raja, tugu peringatan ini dibuat oleh para Brahmana yang datang di tempat ini.

3. Prasasti Yupa Nomor Inventaris D.2c (Muarakaman III)
Prasasti ini dipahatkan pada sebuah tiang batu (yupa). Dituliskan dalam 8 baris tulisan dengan aksara Palawa dan bahasa Sanskerta.

Menyebutkan tentang kebaikan budi dan kebesaran Raja Mulawarman, raja besar yang sangat mulia, yang diwujudkan dengan sedekah yang banyak sekali. Berhubung dengan kebaikan itulah maka para brahmana mendirikan tugu (yupa) ini sebagai tanda peringatan.

4. Prasasti Yupa Nomor Inventaris D.2d (Muarakaman IV)
Prasasti ini dipahatkan pada sisi bagian depan dalam 11 baris tulisan beraksara Palawa dan bahasa Sanskerta, akan tetapi tulisannya sudah terhapus sehingga tidak dapat diketahui lagi isinya. Yang masih tampak dengan jelas hanyalah bentuk pahatan segiempat kecil bekas "kepala aksara" yang oleh J.G. de Casparis disebut "box-heads" (de Casparis, 1975: 86).

5. Prasasti Yupa Nomor Inventaris D.175 (Muarakaman V)
Prasasti ini dipahatkan pada bagian sisi depan dengan 4 baris tulisan beraksara Palawa dan bahasa Sanskerta.

Yupa ini ditulis sebagai peringatan atas dua sedekah yang telah diberikan oleh Raja Mulawarman, berupa segunung minyak kental dan lampu dengan malai bunga.

6. Prasasti Yupa Nomor Inventaris D.176 (Muarakaman VI)
Prasasti ini dipahatkan pada bagian depan yupa dengan 8 baris tulisan beraksara Palawa dan bahasa Sanskerta. Bagian atas dan sisi kiri prasasti ini telah pecah sehingga beberapa kata pada akhir baris terputus.

Prasasti ini dimulai dengan seruan selamat bagi Sri Maha Raja Mulawarman yang termashur, yang telah memberikan persembahan kepada para Brahmana berupa air, keju (ghrta), dan minyak wijen, demikian pula sebelas ekor sapi jantan.

7. Prasasti Yupa Nomor Inventaris D.177 (Muarakaman VII)
Prasasti ini seperti prasasti-prasasti Muarakaman yang lainnya, dipahatkan pada salah satu sisi sebuah batu berbentuk tiang (yupa). Prasastinya terdiri dari 8 baris dengan aksara Palawa dan bahasa Sanskerta. Prasasti ini pada beberapa baris terdapat aksara yang sudah aus, sehingga tidak dapat dibaca lagi.

Sri Maharaja Mulawarman yang terkenal telah menaklukkan raja-raja lain dan menguasainya seperti Raja Yudhistira. Diwa Prakeswara beliau menghadiahkan 40.000 ..... , dan kemudian menghadiahkan lagi 30.000. Disebutkan pula adanya penyelenggaraan upacara­upacara lainnya. Tugu tanda peringatan ini dibangun oleh para brahmana yang datang dari daerah lain.




RENUNGAN
Isi Prasasti Yupa yang ditulis sejak abad ke-5 sampai hari ini masih terwariskan dan terbaca dengan utuh. Tentu berbeda faktanya, jika isi dari prasasti tersebut sekedar diceritakan, akan mengalami distorsi (penyimpangan isi), bahkan hilang tak tersisa. Tuliskan maka akan terwariskan!

Sumber:
R. Soekmono, Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2, Yogyakarta: Kanisius (1973)


*Guru SMPIT Ihsanul Fikri Mungkid Kabupaten Magelang Jawa Tengah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar